Laman

Sunday, September 18, 2011

Contoh Resensi


Menelusuri Kisah Horor Goosebumps dan Penulisnya



Judul :Kisah-Kisah Hantu Goosebumps #5
Pengarang :R.L.Stine
Penerbit :P.T. Gramedia Pustaka Utama
Tebal :140 halaman + iv
Edisi Penerbitan :Tahun 1999
Panjang Buku :20 cm
Lebar Buku :13.5 cm


Robert Lawrence Stine adalah pengarang buku anak-anak dan remaja paling laris dalam sejarah. Pencipta seri Nightmare Room, Goosebumps dan Fear Street serta novel Blind Date serta The Babysitter ini lahir di Columbus, Ohio pada 8 Oktober 1943. Setelah lulus dari Ohio State University, Stine pindah ke New York City dan menjadi editor di sejumlah majalah. Tahun 1986, Stine menulis Blind Date, novel horor pertamanya yang dibuat untuk pembaca dewasa dengan plot cerita yang tidak kalah serunya dengan penulis-penuis horor lain seperti Dean Koontz atay Stephen King. Saat ini R.L. Stine tinggal di Manahattan bersama istrinya, Jane, putranya, Matthew.
Meskipun sebagai karya fiksi namun butuh imajinasi yang kuat dalam mndapatkan berbagai alur cerita tersebut. Melaui berbagi kisah yang disajikan,pembaca akan menyelami dan membayangkan sekelumit nuansa horor yang akan  membuat bulu kuduk merinding. Seperti dalam buku goosebumps edisi khusus lima tentang salah satu cerita yang berjudul “Gitar Tua”. Dalam kisah ini diceritakan tentang Jeffrey yang mengambil gitar tua di gedung sisa kebakaran. Walaupun diperingatkan oleh temanya Beth untuk tidak mencuri gitar tua itu tetapi, dia tetap mengambilnya. Saat malam hari ketika ia sedang tertidur dan terbangun karena mendengar suara orang bermain gitar setelah ia memeriksanya ternyata yang bermain gitar adalah Memphis Willy sang pemilik gitar yang telah meninggal. Ia meminta Jeffrey untuk menjadi partnernya dan Jeffrey menyanggupinya. Ternyata setelah ia  tak bisa melepaskan dirinya dari gitar tua tersebut ia baru menyadari bahwa dirinya menjadi budak gitar selamanya dan terlambat untuk menyesal. Dari kutipan cerpen di atas terlihat jelas karakteristik R.L.Stine yang bergenre horor dan membuat pembaca anak dan remaja cukup ketakutan. Selain bertema horor Stine juga sering menyelipkan nilai moral dalam cerpen-cerpennya missal dalam cerpen “Gitar Tua” Stine menyelipkan amanat bahwa kita tidak boleh mengambil barang yang bukan menjadi haknya. Sehingga para pembaca khususnya anak-anak bisa memetik amanat dan menjadikan pembelajaran.
Memang tema utama yang coba disajikan oleh Stine adalah horor. Akan tetapi banyak juga tema cerpen yang diangkat oleh Stine menceritakan kisah kisah horor yang isinya lebih mengarah pada kisah humor yang tak terduga. Misal pada salah satu cerpen yang lain dalam buku ini berjudul “Si Aneh Marcy”. Dalam cerpen tersebut Stine mencoba mengkombinasika cerita bertema horor dengan akhiran dan isi sebenarnya adalah humor. Dalam cerpen “Si Aneh Marcy” diceritakan Marcy adalah pindahan dari luar desa tersebut dan selalu menyendiri dan hanya mengawasi tokoh utama dan teman-temannya membuat tokoh utama merasa takut pada Marcy. Salah satu tokoh berharap agar Marcy mau bermain bersama mereka tetapi Marcy selalu mengawasi dan melihat mereka bermain dengan tatapan menyeramkan. Dan pada akhirnya tokoh utama mengikutinya dan mencari tau soal Marcy akan tetapi selalu gagal karena ketakutan melihat Marcy mengeluarkan kotak hitam. Hingga pada akhirnya Marcy mendekati mereka dan mengeluarkan kotak hitam yang ternyata berisi banyak makanan dan saat itu si tokoh utama menyadari bahwa Marcy bukan orang utan. Dalam cuplikan cerita tersebut bahwa Stine berusaha membuat pembacanya memikir bahwa Marcy adalah orang yang jahat ataupun hantu tapi di akhir cerita ternyata Marcy adalah manusia sedangkan yang lain orang utan. Sesuai dengan karakter cerpen Stine horor tapi lucu. Cerpen-cerpen karya Stine sangat menarik dan menakutkan walaupun ada sebagian cerpen yang bersifat humor.  
Cerpen karya Stine yang ceritanya kebanyakan condong ke hal-hal berbau hantu, membuat anak-anak yang membaca buku ini secara tak langsung akan membayangkanhantu-hantu tersebut walaupun ada juga yang bersifat humor. Dengan membaca kumpulan cerpen ini saya tahu bahwa ada cerpen yang cocok buat anak-anak adapun cerpen yang terlalu mengerikan seperti cerpen berjudul ”Bayangan Dalam Cermin” membuat anak-anak sangat ketakutan bahkan orang dewasa pun ketakutan setelah membacanya. Walaupun demikian kumpulan cerpen ini sangat cocok menjadi bacaan keluarga di rumah.




No comments:

Post a Comment