Laman

Sunday, December 18, 2011

KASIH DI BALIK SEBUAH MEMORI

KASIH DI BALIK SEBUAH MEMORI

    Maret, 1945
    Terdengar suara ledakan keras tak jauh dari rumahku. Semua orang berlarian, bingung, tak tahu harus berbuat apa. Ku percepat langkah kakiku berlari ke hutan. Semakin jauh aku berlari, semakin gelap suasana sore ini. Kaki ini letih, namun aku kuatkan diriku untuk terus berlari. Panik. Tiba-tiba aku tersandung akar pohon yang menjalar di atas permukaan tanah. Aku tak tahu apa yang terjadi sesudahnya. Tapi tiba-tiba semua gelap gulita.
    Aku bangun dan sadar diriku terbaring di sebuah ranjang besi. Terdengar suara-suara orang bercakap-cakap dengan logat kasar, yang tak aku mengerti bahasanya. Beberapa detik sesudahnya aku sadar ada sesuatu yang telah melandaku. Sesuatu yang telah merubah hidupku. Tak dapat ku percaya, kornea mataku robek! Ya, aku buta. Aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Gelap dan dingin yang mencekam, suara tawa orang-orang yang membuat hidupku hancur, membuat aku semakin begidik mendengarnya.
***
    Agustus, 1942
    Kala itu Jepang belum lama menginjakkan kaki di Indonesia. Deretan pangkat tersemat di dada mereka. Dengan memanggul senjata, mereka mengaku datang sebagai sahabat. Kehidupan kami kaum pribumi sedikit dapat bisa bernafas lega. Dengan bangga kami dapat melihat Sang Merah Putih berkibar membelah angkasa.
    Kehidupanku berjalan normal seperti gadis desa lainnya. Pagi-pagi buta aku mencari air di sungai yang jaraknya sekitar lima kilometer. Sementara bila siang menjelang, aku mengantar bekal makan siang untuk bapak yang lelah bekerja seharian di sawah. Ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Sesekali ibu menganyam bambu menjadi keranjang-keranjang manis untuk dijual di pasar. Biasanya aku pergi ke pasar untuk menjualkannya, pulangnya aku selalu melalui jalan setapak kecil yang di sisi sebelah timurnya berdiri dengan kokohnya kantor kemiliteran Jepang. Halamannya yang luas tampak sejumlah pemuda berlatih senjata.
    Karena terlalu memperhatikan mereka, aku tersandung batu dan terjatuh. Darah keluar dari kakiku dan aku mulai merasa kesakitan. Aku bingung harus berbuat apa. Perjalanan yang ku tempuh juga masih panjang. Tiba-tiba seorang pemuda datang menghampiriku. Dirobeknya lengan baju yang ia kenakan dan dibalutkan pada lukaku. Rasa perihnya sedikit terobati. Tak berhenti aku memandangi wajah pemuda itu. Tatapan matanya yang teduh membuatku terpana.
    “Masih terasa sakit?” tanyanya ramah.
    “Ti-tidak,” jawabku tergagap dengan masih terpana memandanginya. Sepertinya dia sadar sedari tadi aku pandangi. Cepat-cepat ku palingkan wajahku. Dia hanya tersenyum. Sepertinya dia pemuda yang baik.
    “Ada apa?” ucapnya hangat, “hari makin gelap. Sebaiknya kamu cepat pulang. Keluargamu pasti mencemaskanmu. Mari, aku bantu.”
    “Aw,” jeritku sambil menahan sakit. Kakiku tak dapat ku gerakkan.
    “Masih ada yang sakit?”
    “Kakiku tak dapat bergerak.”
    “Naiklah ke punggungku. Aku akan mengantarmu sampai ke rumah.”
    Aku merasa bersalah sudah merepotkannya. Kami bercakap-cakap sedikit dan ku ketahui namanya Parman. Ia seorang prajurit. Ada perasaan asing yang menggetarkan jiwaku. Rasa yang belum pernah aku rasakan selama enam belas tahun hidupku di dunia.
    Rumahku sudah nampak dari kejauhan. Orang tuaku terlihat cemas. Setelah Parman mendudukkanku di kursi, ia menjelaskan apa yang terjadi pada orang tuaku. Aku masih terpana dengannya. Ia pamit pulang sebelum aku sempat mengucapkan terima kasih.
    Matahari terus terbit dan tenggelam. Aku semakin dekat dengan Parman. Namun aku masih belum tahu bagaimana perasaannya kepadaku.
***
    Maret, 1945
    Negeri ini kacau balau akibat kedudukan Jepang yang makin terdesak. Semua berubah. Dan aku sadar kini aku menjadi seorang Jugun Ianfu*). Pilu sekali hati ini merasakannya. Setiap hari aku harus memuaskan nafsu para manusia bejat itu! Dinodainya diriku bergantian oleh para biadab itu. Aku tak berdaya.
    Beberapa bulan berlalu. Aku hamil, entah dari siapa benih ini kudapatkan. Keadaan makin kacau seiring usia kandunganku yang makin bertambah. Aku berhasil meloloskan diri bersama Wardini. Kami terus berlari hingga aku merasakan sakit yang tak tertahankan pada perutku. Di balik semak-semak, sekuat tenaga dengan kekuatan terakhirku, akhirnya suara tangisan memcah suasana hening sore itu. Wardini membalut bayiku dengan selendang pemberian Parman yang aku bawa saat pertama musibah ini bermula.
    Belum dapat aku bernafas lega, hentakan kaki-kaki serdadu terdengar kembali. Kami bingung seketika. Tubuhku lemas. “Wardini, selamatkan dirimu dan anakku.”
    “Tapi bagaimana dengan dirimu? Tak mungkin aku meninggalkanmu.”
    “Sudahlah, waktumu tak banyak! Mereka semakin mendekat.” Ku kecup kening bayiku untuk terakhir kalinya. Mungkin juga ini saat terakhirku dapat merasakan hembusan angin yang sepoi-sepoi.
***
    Agustus, 2011
    Sudah beberapa dasawarsa berlalu. Aku masih bisa hidup hingga saat ini, entah bagaimana dan sejak kapan. Kini aku duduk di beranda luar panti jompo. Aku sedang menunggunya. Gadis cantik, seorang dokter muda yang cukup sering berkunjung di panti jompo ini. Dia datang! Aku mendengar suara mesin mobil yang selalu menandakan kedatangannya. Dia menghampiriku dan menawariku untuk berjalan-jalan. Didorongnya kursi rodaku ke taman. Kemudian ia menyuapiku makan dengan sabar dan penuh kasih sayang. Tiba-tiba aku muntah. Aku takut ia merasa jijik dan tidak mau mengunjungiku lagi. Tapi rupanya aku salah. Ia membersihkan bekas muntahan di bajuku. Ku ulurkan tanganku untung menyentuh gadis ini. Tak sengaja aku menyentuh selendang yang dibelitkan di lehernya. Aku merabanya perlahan, sepertinya aku mengenal selendang ini.(ayeng)
***

*) Jugun Ianfu : wanita penghibur pada masa kependudukan Jepang.

ASAL-USUL KUCING BELANG TIGA

Isu gender ternyata tidak hanya ada dalam KUHP yang mengatur hak waris harta kekayaan. Kaum binatang pun menganut hukum seperti itu. Kucing betina adalah ahli waris warna rambut belang tiga dari tetuanya. Dalam dunia perkucingan, pejantan tidak berhak mewarisi warna rambut belang tiga dari leluhurnya. Kalau hal itu dilanggar, kucing jantan tersebut bakal menuai ajal atau mandul. Cerita panjang soal pewarisan sifat yang dipengaruhi jenis kelamin telah dikisahkan secara komplit oleh Gregor Mendel, pionir ilmu turun-temurun dari Heinzendorf, Austria. Ia menyebut peristiwa pewarisan sifat seperti itu sebagai sex lingked alias pautan sex.

Asal-usul belang tiga

Mitos bahwa kucing belang tiga selalu berkelamin betina bisa diterangkan secara logis dan ilmiah. Zat pewarna rambut disebut sebagai melanin. Senyawa itu diproduksi di bagian pangkal rambut yang terpedam dalam lapisan epidermis kulit. Berdasarkan sifat kimianya, melanin dibedakan menjadi dua macam. Yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin berbentuk bola, mampu menyerap banyak cahaya serta bertugas memberi warna hitam rambut. Sedangkan phaeomelanin wujudnya memanjang, bersifat memantulkan cahaya dan berkuwajiban memberi warna merah, jingga atau kuning pada rambut. Kandungan melanin dalam jaringan rambut diatur oleh materi yang bernaman gen. Benda tak kasat mata ini mengatur kerja ezim yang bertugas mensintesis melanin. Warna bulu kuning ditentukan oleh sebuah gen dominan yang disimbolkan dengan abjad “O” (Orange). Gen tersebut selalu terpaut dengan kromosom X. Sedangkan warna hitam adalah bentuk resesif dari warna orange “o”. Kromosom Y yang bertugas menentukan jenis kelamin jantan tidak bersifat carier terhadap gen O maupu o tadi. Dalam keadaan normal, mahluk hidup bersifat diploid (2n). Artinya sel tubuh (somatis) mahluk hidup itu memiliki sepasang kromosom. Sedangkan sel kelamin (seksual) hanya memiliki 1 buah kromosom alias haploid (n). Jenis kelamin diatur oleh sepasang kromosom sex. Individu betina punya sepasang kromosom X (XX). Sedangkan individu jantan memiliki dua jenis kromosom X dan Y (XY). Pada saat pembentukan sel kelamin, pasangan kromosom tersebut saling memisahkan diri. Peristiwa seperti ini disebut sebagai meiosis. Seekor kucing bakal berselimut rambut belang tiga jika ia memiliki 2 buah kromosom (pasangan gen) X, 1 buah alel O dan 1 buah alel o. Jika alel-alel tersebut dirangkai maka akan membentuk sebuah gen heterozigot dengan rumus XOXo. Jika seekor kucing memiliki genotip XOXO (homozigot dominan) maka ia bakal memiliki rambut berwarna kuning. Sedangkan seekor kucing memiliki genotipe XoXo (homozigot resesif) berarti ia bakal berambut hitam. Kucing jantan berwarna kuning atau orange meiliki rumus genotipe XOY. Tidak ada hal mustahil di muka bumi. Itu artinya, masih ada kemungkinan dilahirkan kucing belang tiga berkelamin jantan. Tapi biar bisa dianugerahi bulu belang tiga, kucing jantan tersebut musti memiliki sepasang kromosom X plus 1 buah kromosom Y. Dengan demikian, berarti kucing tersebut tak lagi bersifat diploid namun menjadi triploid (XOXoY). Kelainan seksual seperti itu sering dijuluki sebagai sindrom klinefelter. Kucing tripolid seperti di atas terlahir dari rahim induk betina yang mengalami proses meiosis (pembentukan sel kelamin) tidak normal. Peristiwa meiosis tak wajar ini akan menghasilkan gamet atau sel kelamin bersifat diploid (2n). Padahal sel kelamin normal itu bersifat haploid (n). Kondisi semacam itu banyak disandang oleh kucing betina yang mengalami mutasi. Nah, saat terjadi perkawinan maka sel telur kucing betina abnormal tadi (2n) akan melebur dengan gamet dari kucing jantan normal. Akibatnya, peristiwa percintaan sejoli kucing tadi akan menghasilkan zigot yang memiliki 3 set kromosom (3n). Akhirnya lahirlah kucing triploid. Bentuk fisik kucing penderita sindrome klinefelter ini memang menyerupai kucing pejantan. Namun bila diperiksa secara teliti, kucing “berstatus ganda” ini memiliki organ kewanitaan. Semisal kelenjar air susu yang berkembang, dan gonad meskipun tak berfungsi. Kucing banci semacam itu bersifat fertil alias mandul. Lho, koq mandul? Ya, kondisi seperti itu dipicu karena kucing triploid memiliki jumlah kromosom ganjil. Jadi ia akan mengalami gangguan sewaktu hendak membentuk sel kelamin (meiosis). Sehingga akan mengalami pendistribusian kromsom secara tidak merata sewaktu terjadi fertilisasi atau pembuahan.

Cetak Belang Tiga

Jika Anda ingin menimang kucing berambut belang tiga, resepnya gampang koq. Anda tinggal menyilangkan kucing betina berambut kuning (merah) dengan kucing jantan berambut hitam. Kucing betina berbulu kuning umumnya memiliki genotipe XOXO. Sedangkan kucing jantan hitam memiliki genotipe XoY. Persentase anak kucing berambut belang tiga yang bisa dicetak melalui perkawinan tersebut mencapai 50%. Sedangkan perkawinan antara kucing betina belang tiga XOXo dengan kucing jantan hitam XoY hanya mampu mencetak kucing belang tiga XOXo dengan persentase sebesar 25%. Lantas benarkah mitos yang selama ini beranggapan bahwa induk kucing akan memangsa anak jantanya yang berbulu belang tiga? Bukan lantaran tak sayang induk kucing mengganyang anak lelakinya yang berbulu belang tiga. Hal ini terpaksa ia lakukan karena pada umumnya kucing jantan belang telon dilahirkan dalam kondisi ringkih. Kucing jantan belang nan malang ini berstamina lemah lantaran memiliki jumlah kromosom yang berlebihan. Sehingga ia akan mengalami gangguan hormonal. Sang Induk tak rela jika keadaan tersebut menimbulkan gangguan kesehatan bagi anak-anak kucing yang lain. Tradisi kanibalisme semacam itu juga dianut oleh Si tikus musuh bebuyutan kucing. Menurut Barbara French dalam artikelnya yang berjudul Tortoises, Calicos and Tricolor Cats kemungkinan dilahrirkannya kucing belang telon berkelamin jantan hanya sebesar 1 : 10.000. Itu pun bisa dipastikan bahwa kucing belang telon berkelamin jantan tersebut fertil alias mandul. Wuah…!!! Kalau begitu pantas saja harga kucing belang telon berkelamin jantan itu mahalnya selangit. Sebab mahluk seperti itu sangat langka. Banyak hobiis kucing mengincar keberadaan Si Belang tiga. Mereka tak ragu menguras kantong untuk meminang si Belang. Lantas bagimana dengan nasib kucing belang tiga berkelamin betina? Apakah ia termasuk binatang langka yang penuh dengan keberuntungan? Menurut dalil keseimbangn gen dalam populasi buah pikiran profesor matematika dari Inggris G.H. Hardy dan seorang dokter Jerman, W. Weinberg, jumlah kucing belang telon berkelamin betina lebih kecil bila dibanding dengan jenis kucing lain. Jika dihitung dengan rumus temuan mereka maka persentase populasi kucing belang telon hanya berkisar antara 25% saja. Populasi kucing belang tiga langka sering menyebabkan penyayang kucing merasa beruntung.

Dua Tipe Belang Tiga

Ada dua tipe kucing belang tiga (three colour) yaitu calico dan tortoiseshell. Lalu apa perbedaan antara kedua kucing itu? Rambut kuning dan hitam di tubuh kucing calico tidak saling bercampur aduk atau masing-masing tidak tercampur dengan rambut putih. Warna kuning, hitam dan putih saling terpisah sehingga membentuk pola mozaik yang nyata. Sedangkan kucing tortoiseshell warna rambut kuning dan hitam saling bercampur aduk. Atau kedua warna rambut itu tercampur dengan rambut putih. Kondisi itu menyebabkan warna rambut kucing tortoiseshell nampak tidak sepekat warna rambut kucing calico. Di arena lomba kucing belang tiga sering menyita perhatian tim Juri. Kucing calico dikatakan bermutu tinggi jika memiliki persentase warna kuning dengan warna hitam sama besar. Warna-warna tersebut harus benar-benar pekat. Bercak belang kuning serta hitam wajib menutupi kepala, telinga, punggung, ekor, pipi dan pinggul. Warna bola mata keemasan, jingga atau keperakan. Persyaratan lain yang musti dipenuhi yaitu persentase warna rambut putih harus seimbang dengan bercak kuning dan hitam. Warna rambut kucing tortoiseshell yang tak sepekat warna rambut kucing calico tidak selamanya menyebabkan kekalahan. Kucing tortoiseshell masih bisa menggondol piala kejuaraan asalkan persyaratan yang lain lebih unggul dari kucing calico. Semisal kesehatan, kebersihan, dan temperamen.


FILOSOFI WARNA


PUTIH :

Warna putih menyimbolkan kesucian, karenanya sering digunakan pada upacara pernikahan, juga ketepatan, ketidak bersalahan, kebersihan, dan banyak digunakan di rumah-rumah sakit sebagai tanda kesetrilan.

MERAH :

Warna merah menandakan hasrat, intensitas, dan keinginan besar untuk selalu maju. Juga menyimbolkan kehangatan, cinta, nafsu, power, dan energi. Dalam budaya oriental, merah sangat disukai karena memiliki arti bahagia.

KUNING :

Warna kuning termasuk warna hangat yang membawa keceriaan bagi penggunanya. Namun warna kuning ini juga melambangkan optimisme, harapan, serta filosofi yang dalam.

HIJAU :

Warna hijau termasuk dalam kelas warna ‘dingin’ dan membawa kesegaran pada mata. Hijau melambangkan kesegaran, kesehatan, kealamian, dan pembaharuan.

SILVER :

Warna silver menyimbolkan intelektualitas dan teknologi yang tinggi. Warna ini banyak digunakan untuk menggambarkan millennium dan masa depan. Sebagai warna logam, silver mencerminkan jiwa muda pemakainya.

COKLAT :

Warna ini merupakan warna dari tanah dan bumi, melambangkan kepercayaan, kedewasaan, dan daya tahan. Warna natural ini membawa kenyamanan bagi sekelilingnya sehingga banyak digunakan untuk mendekorasi ruangan.

UNGU :

Warna ini banyak dipakai dikalangan kerajaan atau bangsawan, serta pemimpin-pemimpin romawi kuno. Dari latar belakang ini, tak heran bila ungu menandakan aura kekuatan dan kemegahan.

HITAM :

Warna hitam seringkali digunakan untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasan seseorang. Banyak kemasan menggunakan warna hitam untuk memberi kesan elegan dan anggun.

ORANGE :

Perpaduan warna kuning dan merah ini, menyimbolkan energi, keseimbangan, dan kehangatan. Dipercaya dapat menambah nafsu makan sehingga warna ini banyak digunakan di rumah makan.

EMAS :

Warna emas yang diambil dari warna logam mulia ini menyimbolkan kemewahan dan kekayaan bagi penggunanya, juga menunjukkan kekekalan dan kesetiaan.

PINK :

Warna pink atau merah muda ini berasal dari percampuran warna merah dan putih. Warna ini banyak dipakai sebagai lambing cinta kasih dan kefeminiman.

BIRU :

Warna biru merupakan salah satu warna dasar dan melambangkan kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, serta keteraturan. Warna biru termasuk warna dingin dan membawa ketenangan bagi yang melihatnya.

Friday, December 16, 2011

Contoh Resensi Buku


RESENSI BUKU
BURUNG-BURUNG MANYAR

A. IDENTITAS BUKU
1. Judul Buku : Burung-burung Manyar
2. Nama Pengarang : Yusuf Biliarta Mangunwijaya
3. Tempat Penerbitan Buku : Jakarta
4. Tahun Penerbitan Buku : 2001 (cetakan ke-10)
5. Tebal Buku : 262 halaman
6. Harga Buku : - (milik negara, tidak diperdagangkan)

B. SINOPSIS
Dari sejak kecil Setadewa dan Larasati berteman akrab. Ayah Setadewa bernama Brajabasuki, seorang kapten pada Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL), tentara Kerajaan Hindia Belanda. Ibunya bernama Marice, seorang perempuan keturunan. Setadewa lahir sebagai anak Kolong, anak serdadu yang tinggal di tangsi. Setadewa mempunyai nama panggilan Teto, sedangkan Larasati dengan nama Atik.
Waktu Setadewa kecil,Kapten Brajabasuki hilang tak berjejak ketika jaman kependudukan Jepang. Kemudian Marice menjadi gundik tentara Jepang, meski ia tak menginginkannya. Namun ia terpaksa oleh keadaan, kalau tidak mau menjadi gundik tentara Jepang, maka suaminya, ayah Teto akan mati.
Setelah dewasa, Teto berkeinginan memilih menjadi tentara Belanda. Ia menemui Mayoor Verbruggen dengan disertai membawa surat ibunya. Ternyata Mayoor Verbruggen adalah mantan kekasih ibunya waktu dulu. Alasan Teto memilih menjadi tentara Netherlands Indies Civil Administration (NICA) adalah kemarahannya yang terpendam kepada Jepang yang telah memaksa ibunya menjadi gundik. Ia juga berpikiran bahwa orang-orang yang menentang Belanda adalah pengkhianat, termasuk orang-orang Republik.
Sementara itu, Atik adalah seorang gadis nasionalis yang sangat membenci orang-orang Belanda. Bahkan, ia bekerja sebagai relawan administrasi di sebuah lembaga milik pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, Teto tetap mencintai Atik dan menghormati keluarga ayah Atik, Antana.
Ketika pertempuran terjadi, dan akhirnya penjajah Belanda kalah, setelah itu Teto hengkang dari negeri Indonesia. Ia berubah profesi menjadi ahli komputer dan bekerja sebagai manajer produksi Pasific Oil Wells Company. Suatu saat, Setadewa kembali ke Indonesia dan tanpa direncanakan ia bermaksud menghadiri ujian disertasi Atik. Pada acara tersebut, dia tidak menemui Atik. Justru Atik dan suaminya, Janakatamsi, yang mengunjungi Teto di tempat ia menginap. Atik mengajak Teto ke rumahnya untuk bertemu dengan Bu Antana, yang kemudian meminta agar Teto bersedia menjadi seorang kakak bagi Atik.
Akhirnya, suatu kecelakaan merenggut nyawa Atik dan Janakatamsi, suaminya, ketika mereka berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Pesawat Martiair yang ditumpangi Atik dan Jana menabrak sebuah bukit di dekat Kolombo, Sri Lanka. Jadilah ketiga anak mereka yatim piatu. Kemudian Setadewa menganggap ketiga anak Atik dan Jana sebagai anak-¬anaknya sendiri. Teto pun tak menikah lagi. Baginya, cukup Bu Antana yang menjadi ibu sekaligus nenek bagi ketiga anak itu.

C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
1. Keunggulan Buku :
a. Memperlihatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak serta pengetahuan tentang manusia yang mendalam
b. Pengarang menulisnya dengan melihat revolusi Indonesia dari segi yang objektif
c. Bahasanya hidup, mampu membawa pembaca ke alam pikiran tokoh
d. Isinya penuh pengalaman dahsyat, keras dan kasar tapi juga romantik penuh kelembutan dan kemesraan

2. Kelemahan Buku
a. Banyak ditemukan istilah yang tidak umum
b. Beberapa istilah yang tidak umum tidak diberi penjelasan
c. Latar waktu yang membingungkan
d. Ukuran font yang terlalu kecil

D. ARAH DAN SASARAN PEMILIHAN BUKU
Kepada remaja untuk dapat mempelajari tentang kehidupan pada zaman penjajahan serta setelah kemerdekaan.

E. UNSUR BAHASA YANG DIGUNAKAN
Bahasa Indonesia

F. TUJUAN PENGARANG BUKU
Sebagai sarana hiburan dan memberi pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan pada masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan Kemerdekaan.

G. HARAPAN DAN SARAN
1. Dibuat versi lanjutan, sehingga cerita lebih panjang dan menarik
2. Desain sampul yang dibuat lebih menarik
3. Ukuran font yang dibuat lebih besar
4. Istilah-istilah yang tidak umum diberi penjelasan

Tuesday, December 6, 2011

ARUITE IKOU

 ARUITE IKOU
by: Ikimono Gakari


Aruite ikou, aruite ikou
Boku wa ima wo ikiete yuku yo
Kimi ga kureta kotoba wa kokoi aru yo.
Sou da yo, aruite ikou.

Koto wo kiyou motou ni
Fuyu no machi ga mieta yo
Hitodake nano kodou kuwo touni
Boku wa asu wo, sunaide iru
Kokoro de warareru kana
Itsukano koe ga kikou ga
Shiroi ki ga sora ni kieru
Sabishiku warai, eki isoru yo

Kaera naito kire tanda
Hajimaru yo, sugeru you ni
Yuki ga furi hajimeta.

Aruite ikou, aruite ikou
Boku wa ima wo, ikite youku yo
Kizuzuitemo, nando mo shinjitai yo
Kono de wo, kono hibi wo
Kimi konai de, kimi to waratte de
Boku was tsuyoku, darenda darou
Kimi ga kureta, kotoba wa koko ni aru yo.
Sou da yo, aruite ikou

Tagure yo seta kibou ga
NUkumori wo tatte iru
Ai mou yoru seru tsuyosa wa
Kimi ga boku ni, tsutaeta koto

Ae na kutemo wakatteru yo
Ima no boku wa, ano hi no kimi ni
Mune wo hareru no kana.

Ureshii koto, kanashii koto.
Sono subete wo, wasurenai yo
Hitotsu hitotsu kokoro wo kowarashiteiru
Sou da you, hitori janai.

Sayonara sae, arigatou sae
Mou wo kimi ni wa ienai kedo.
Kisetsu wa ima, tashika ni kawatte iku.
Sou da you, hajimeru yo

Aruite ikou, aruite ikou
Boku wa ima wo ikiete yuku yo.
Kimi ga kureta, kotoba wa koko ni aru yo.
Sou day yo, aruite ikou

my rain

my rain
 by Ikimono Gakari

Furidasu ame ni tomadou kage
Yohou doori ni wa ikanai’n da naa
Naze da ka chotto ureshiku natte kokoro no naka ni saita egao

“Amefuri wa daikirai” kimi wa sou iu kedo
Kitto ai mo kawannai nichijou ga unda tomadoi ga
Mune no naka hajiketa

Isshun de te ni shita’n da koukai wo shinai mirai wo
Arittake no chikara de nee?
“Mou ikkai hajimeru’n da!!” Kokoro’n naka de sakenda
Hitotsu no sekai wo musuu ni mau my rain

Yuuutsu na hazu no ame no RIZUMU mikata ni tsuketa nara hajimeyou
“Imasara” nante hanashi ja nakute
“Ima kara” dakara suteki deshou?

Okiniiri BUUTSU de mizutamari hanete
Isso kyoukaisen nante nakushita karada to kokoro ga
Itazura ni hajiketa

Me ippai iki wo sutte sou yatte kanjita’n da
Kagayaiteru hikari wo itsumo
Se ippai muri shitatte ikkou ni kakousen da
Joushou kiryuu ga umidashita my rain

Totsuzen kumo no kirema kara hikari ga sashite sa
Kagayaku niji-iro ni kawatta

Taiyou to ame ga deatta shunkan no kiseki ni atta
Sekaijuu no shikisai abite
Saikou ni utsukushikatta hontou ni todoki sou na
Nana-iro ni uku my way

Isshun de te ni shita’n da koukai wo shinai mirai wo
Arittake no chikara de nee?
“Mou ikkai hajimeru’n da!!” Kokoro’n naka de sakenda
Hitotsu no sekai wo musuu ni mau my rain

Saturday, December 3, 2011

YUI

please stay with me download here
separation download here
lock on download here
rain download here
you download here
hello download here
green a live download here

ikimono gakari

my rain download here 
Aruite Ikou download here