Situs Watu Gilang
Di
tapal masuk hutan Krendhowahono, Desa Krendhowahono Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tempat pundhen untuk menggelar ritual
Wilujengan Nagari Mahesa Lawung (menanam sesaji kepala kerbau) ± 400
meter disebelah barat pundhen terdapat sebuah batu yang dikhususkan
keberadaannya. Sepintas batu itu tak jauh berbeda dengan batu-batu yang
lain, namun batu ini keberadaanya memang terasa dikhususkan. Batu
tersebut dinamakan Watu Gilang karena memang bentuk batu yang cenderung
datar.
Meski batu tersebut telah diperlakukan khusus ternyata memang belum dikenal dikalangan masyarakat luas. Hal ini karena ritual tahunan (Wilujengan Nagari Mahesa Lawung) yang cukup dikenal luas oleh masyarakat yang menyamarkan keberadaan Watu Gilang. Lalu apa yang menarik dari keberadaan sebuah batu itu ?
Meski batu tersebut telah diperlakukan khusus ternyata memang belum dikenal dikalangan masyarakat luas. Hal ini karena ritual tahunan (Wilujengan Nagari Mahesa Lawung) yang cukup dikenal luas oleh masyarakat yang menyamarkan keberadaan Watu Gilang. Lalu apa yang menarik dari keberadaan sebuah batu itu ?
Banyak yang tidak menyangka jika batu
yang diperlakukan khusus itu ternyata menyimpan sejarah perjuangan
Pangeran Diponegoro. Bahkan tidak mustahil apabila Watu Gilang tersebut
bisa menguak tentang pertanyaan Bagaimana sikap Keraton Surakarta
terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro.
Batu itu diyakini sebagai tempat duduk
pada pertemuan Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Paku
Buwono IV dengan Pangeran Diponegoro yang ketika itu sekitar awal abad
XVIII, telah memulai berjuang melawan Kompeni Belanda. Sedang
Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono IV
adalah penguasa Keraton Surakarta Hadiningrat (1788 – 1820).
No comments:
Post a Comment