Dengan adanya ponsel pintar, Anda dan si dia bisa berkomunikasi kapan saja melalui layanan pesan singkat. Tapi, cara berkomunikasi satu ini bisa jadi bumerang. Terkadang, malah jadi pemicu pertengkaran.
Apa sebabnya? Menurut Dr. Helen Fisher, pakar hubungan dari Rutgers University, karena wanita dan pria berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Seringkali, pesan yang saling dikirimkan menimbulkan salah paham. Tak ada salahnya untuk mencoba memahami si dia, dengan mengetahui makna terselubung di balik pesan-pesan singkatnya.
Responnya dingin?
Saat Anda bertanya panjang lebar dia hanya merespon singkat, seperti "Oke". Rasa kesal mungkin akan muncul, tapi ingatlah bahwa laki-laki bukan komunikator lisan yang baik.
"Pria berpikir selangkah demi selangkah, sementara perempuan pemikir panjang," kata Dr Helen Fisher, seperti dikutip dari dailymakeover.com.
Menurutnya, lelaki selalu mencoba untuk mengirim dan menerima informasi secara singkat, sementara wanita lebih menekankan pada proses detail informasi. Ia menyarankan untuk mencoba mengirim pesan secara padat dan efektif. Contohnya, "Nanti ketemu untuk makan malam jam delapan di tempat biasa, yuk, sayang", dan bukan pesan panjang lebar soal kebingungan Anda untuk makan malam di mana.
Apakah dia benar-benar menyimak?
Pernah dalam kondisi ketika setelah mengirim banyak pesan dan si dia justru lupa pada poin-poin penting? Jangan langsung memborbardirnya dengan keluhan dan omelan.
Pria cenderung "tersesat" jika mendapat rentetan pesan. Sehingga, lebih baik menempatkan poin penting pada awal teks atau mengirimnya lebih dari satu kali.
Tak mau menyelesaikan masalah?
Saat Anda membahas suatu hal di teks secara serius dan dia tak bereaksi, jangan langsung menganggapnya tak perhatian atau dia tak ingin menyelesaikan masalah. Pria cenderung tak ingin membahas masalah penting di teks dengan pesan panjang lebar. Ia justru akan sibuk mencari waktu agar bisa bertemu Anda dan membahasnya secara tatap muka.
"Masalah penting harus didiskusikan melalui kata-kata dan bukan dengan mengetik kata," ujar Dr. Fisher.
No comments:
Post a Comment