RESENSI BUKU
BURUNG-BURUNG MANYAR
A. IDENTITAS BUKU
1. Judul Buku : Burung-burung Manyar
2. Nama Pengarang : Yusuf Biliarta Mangunwijaya
3. Tempat Penerbitan Buku : Jakarta
4. Tahun Penerbitan Buku : 2001 (cetakan ke-10)
5. Tebal Buku : 262 halaman
6. Harga Buku : - (milik negara, tidak diperdagangkan)
B. SINOPSIS
Dari sejak kecil Setadewa dan Larasati berteman akrab. Ayah Setadewa bernama Brajabasuki, seorang kapten pada Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL), tentara Kerajaan Hindia Belanda. Ibunya bernama Marice, seorang perempuan keturunan. Setadewa lahir sebagai anak Kolong, anak serdadu yang tinggal di tangsi. Setadewa mempunyai nama panggilan Teto, sedangkan Larasati dengan nama Atik.
Waktu Setadewa kecil,Kapten Brajabasuki hilang tak berjejak ketika jaman kependudukan Jepang. Kemudian Marice menjadi gundik tentara Jepang, meski ia tak menginginkannya. Namun ia terpaksa oleh keadaan, kalau tidak mau menjadi gundik tentara Jepang, maka suaminya, ayah Teto akan mati.
Setelah dewasa, Teto berkeinginan memilih menjadi tentara Belanda. Ia menemui Mayoor Verbruggen dengan disertai membawa surat ibunya. Ternyata Mayoor Verbruggen adalah mantan kekasih ibunya waktu dulu. Alasan Teto memilih menjadi tentara Netherlands Indies Civil Administration (NICA) adalah kemarahannya yang terpendam kepada Jepang yang telah memaksa ibunya menjadi gundik. Ia juga berpikiran bahwa orang-orang yang menentang Belanda adalah pengkhianat, termasuk orang-orang Republik.
Sementara itu, Atik adalah seorang gadis nasionalis yang sangat membenci orang-orang Belanda. Bahkan, ia bekerja sebagai relawan administrasi di sebuah lembaga milik pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, Teto tetap mencintai Atik dan menghormati keluarga ayah Atik, Antana.
Ketika pertempuran terjadi, dan akhirnya penjajah Belanda kalah, setelah itu Teto hengkang dari negeri Indonesia. Ia berubah profesi menjadi ahli komputer dan bekerja sebagai manajer produksi Pasific Oil Wells Company. Suatu saat, Setadewa kembali ke Indonesia dan tanpa direncanakan ia bermaksud menghadiri ujian disertasi Atik. Pada acara tersebut, dia tidak menemui Atik. Justru Atik dan suaminya, Janakatamsi, yang mengunjungi Teto di tempat ia menginap. Atik mengajak Teto ke rumahnya untuk bertemu dengan Bu Antana, yang kemudian meminta agar Teto bersedia menjadi seorang kakak bagi Atik.
Akhirnya, suatu kecelakaan merenggut nyawa Atik dan Janakatamsi, suaminya, ketika mereka berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Pesawat Martiair yang ditumpangi Atik dan Jana menabrak sebuah bukit di dekat Kolombo, Sri Lanka. Jadilah ketiga anak mereka yatim piatu. Kemudian Setadewa menganggap ketiga anak Atik dan Jana sebagai anak-¬anaknya sendiri. Teto pun tak menikah lagi. Baginya, cukup Bu Antana yang menjadi ibu sekaligus nenek bagi ketiga anak itu.
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
1. Keunggulan Buku :
a. Memperlihatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak serta pengetahuan tentang manusia yang mendalam
b. Pengarang menulisnya dengan melihat revolusi Indonesia dari segi yang objektif
c. Bahasanya hidup, mampu membawa pembaca ke alam pikiran tokoh
d. Isinya penuh pengalaman dahsyat, keras dan kasar tapi juga romantik penuh kelembutan dan kemesraan
2. Kelemahan Buku
a. Banyak ditemukan istilah yang tidak umum
b. Beberapa istilah yang tidak umum tidak diberi penjelasan
c. Latar waktu yang membingungkan
d. Ukuran font yang terlalu kecil
D. ARAH DAN SASARAN PEMILIHAN BUKU
Kepada remaja untuk dapat mempelajari tentang kehidupan pada zaman penjajahan serta setelah kemerdekaan.
E. UNSUR BAHASA YANG DIGUNAKAN
Bahasa Indonesia
F. TUJUAN PENGARANG BUKU
Sebagai sarana hiburan dan memberi pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan pada masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan Kemerdekaan.
G. HARAPAN DAN SARAN
1. Dibuat versi lanjutan, sehingga cerita lebih panjang dan menarik
2. Desain sampul yang dibuat lebih menarik
3. Ukuran font yang dibuat lebih besar
4. Istilah-istilah yang tidak umum diberi penjelasan
No comments:
Post a Comment