Laman

Thursday, August 11, 2011

kota

KEHIDUPAN KOTA

A. Pengertian Kota
Kota menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Terdapat banyak ahli yang telah mencoba membuat definisi dan mengemukakan pendapatnya untuk memahami kota. Mereka adalah Prof. Drs. R. Bintarto, Dr. R.D.H. Koesoemahatmadja, S.H., Melville C. Branch, Karl Marx dan F. Engels, Max Weber, Wirth, dan Mumford. Wirth misalnya mengatakan bahwa kota merupakan pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, yang dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Karena jumlah penduduknya dan kepadatannya, keadaan daerahnya yang merupakan tempat-tempat permanen dan sifat yang heterogen di kota, maka hubungan sosial menjadi longgar, acuh dan tidak pribadi (impersonal relations).
Berdasarkan sejumlah definisi dan pengertian yang dikemukakan para ahli, maka dapat dikemukakan beberapa karakteristik yang menandai setiap kota, yaitu kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, tempat pemukiman yang relatif besar, kehidupan sosial ekonomi yang dinamis dan rasional, tidak bercorak agraris dan mengenal pembagian kerja yang luas, cara memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui pasar, dan solidaritas sosial yang lebih bersifat organis.

B. Kehidupan dan Perilaku Masyarakat Kota
Kehidupan kota terutama di kota besar memiliki tingkat moderenisasi tinggi daripada di daerah-daerah. Kemajuan teknologi yang tinggi menuntut orang megikuti perkembangan agar tidak ketinggalan zaman. Orang-orang berlomba agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Cara-cara yang dilakukan pun tidak jarang menyimpang dari aturan. Perilaku masyarakat yang seperti itu yang sering di jumpai di kehidupan kota.
Selain itu dengan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, perekonomian yang tidak menentu dan keadaan lingkungan tempat tinggal membuat terjadinya berbagai perilaku menyimpang dalam masyarakat. Orang yang tidak dapat bertahan dalam kehidupan kota akan membuat orang tersebut mengalami gangguan jiwa dan bertindak cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyimpang sosial sendiri adalah perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi. Orang yang melakukan penyimpangan biasanya dijauhi dalam masyarakat karena masyarakat menilai bahwa perilaku tersebut adalah melanggar norma dan tidak pantas ditiru.
Macam-macam penyimpangan perilaku masyarakat kota:
• Penyimpangan individual adalah suatu perilaku pada sesorang yang melanggar norma sehingga mengakibatkan tindakan jahat atau gangguan jiwa pada seseorang.
Contoh: .
1. Penyalahgunaan Narkoba
2. Pelacuran
3. Penyimpangan Seksual (homo, lesbian, biseksual, pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual)
• Penyimpangan kolektif adalah suatu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh sekelompok orang secara bersama-sama melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Contoh :
1. Tindakan kenakalan
2. Tawuran antar kelompok
3. Komplotan kriminal
Penyimpang-penyimpangan masyarakat tersebut adalah yang sering kita temukan dalam masyarakat kota. Begitu banyak perilaku penyimpang karena mereka berada di kehidupan kota yang memerlukan iman yang kuat dalam menjalani kehidupan disana. Betapa tidak jika sekali terjerumus maka akan sulit kembali.
Di kota memang dikenal dengan canggihnya teknologi, fasilitas yang serba ada, dan orang-orang kelas tinggi.Tetapi dibalik itu semuanya kota menyimpan sejuta kepahitan kehidupan. Seperti banyaknya daerah kumuh, penggusuran, dan pengangguran yang menyebabkan masyarakat tidak dapat hidup layak dalam kota.


C. Dampak-dampak negatif kehidupan kota terhadap perilaku masyarkat kota
1. Konsumerisme
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.
2. Individualisme
Tiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak sendiri-sendiri. Namun dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu membantu untuk memperoleh kebutuhan hidupnya. Proses inilah yang kita kenal sebagai proses sosial. Proses sosial dan pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat melalui dua cara yaitu kontak sosial dan komunikasi. Proses sosial merupakan keseluruhan kegiatan pertukaran fikiran, pertukaran dan modifikasi sistem nilai, yang berbeda-beda untuk setiap masyarakat. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan watak masyarakat, perbedaan sistem perilaku, dari kelompok dan situasi total masyarakat. Dengan demikian proses kontak sosial dan komunikasi yang berlangsung didalamnya tidak akan terlepas dari sistem nilai yang dianut masyarakatnya.
Dalam masyarakat perkotaan, misalnya kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain sebagainya, sistem nilai yang cenderung dianut adalah adanya sikap individualistis- elu elu gue gue, urusan lu bukan urusan gue- dan semacamnya, yang mengantarkan masyarakat perkotaan pada keadaan yang ”sunyi”. Tidak butuh orang lain. Cenderung sendiri. Yang disebut keteraturan hidup adalah bila telah memiliki rumah sebagai tempat tinggal untuk diri dan keluarga, rutinitas kerja setiap hari, liburan di penghujung minggu, menerima uang pensiun di hari tua dan tidak mengganggu kehidupan orang lain. Keselarasan hidup adalah bila dirinya dan keluarga telah memiliki “tempat” di muka bumi ini. Lalu, bagaimana dengan kehidupan sosial? Masyarakat yang menghuni kota-kota besar tersebut adalah masyarakat yang multi kultural dengan kepentingan yang money oriented, sehingga kehidupan sosial akan dijalankan sepanjang memiliki kontribusi berupa reward untuk kelangsungan hidupnya. Individualis yang demikian kental di kalangan masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk acuh kepada sesamanya.
3. Penyalahgunaan Narkoba
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
4. Kriminalitas Tinggi
Kebutuhan yang tinggi, ketersediaan yang terbatas dan sulitnya perekonomian membuat masyarakat yang kurang mempunyai keteguhan hati yang kuat melakukan hal-hal yang melanggar norma, salah satunya adalah kriminalitas. Orang nekat mencuri hanya untuk sesuap nasi.
5. Pergaulan bebas
Semakin tingginya frekuensi arus globalisasi di era industrialisasi yang sudah mengglobal serta arus modernisasi dan sekularisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lain jenis (kumpul kebo). Kondisi semacam ini juga sangat mempengaruhi terhadap ideologi masyarakat, sehingga ada sebagian mereka beranggapan, kalau tidak bergaul dengan selain jenis maka dinilai ketinggalan zaman. Jika dilacak secara fenominal bahwa pergaulan di masa sekarang, di berbagai tempat, khususnya di perkotaan, seakan-akan sudah menjadi bagian kultur yang diakui keberadaannya dan tidak bisa dihindari lagi, bahkan di anggap hal yang biasa-biasa oleh kalangan remaja. Padahal jika dilihat di lapangan, pergaulan ini sangat meresahkan masyarakat, bahkan jika kalangan remaja terus di biasakan hal semacam ini tanpa ada kesadaran dan pendidikan yang berorientasikan pada moral maka bagaimana dengan bangsa yang akan datang.
Tragisnya, ternyata pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama, seperti, bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan atau seks bebas.

D. Dampak-dampak positif kehidupan kota terhadap perilaku masyarkat kota
1. Wanita karir
Di masa lampau, wanita masih sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional yang mengakar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga jika ada wanita yang berkarir untuk mengembangkan keahliannya di luar rumah, maka mereka dianggap telah melanggar tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi dimonopoli oleh kaum laki-laki
2. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, terutama di kota besar karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.

E. Kontrol sosial terhadap penyimpangan di kota
1. Proses Kontrol Sosial
Kontrol sosial biasanya diatur dengan sanksi atau reaksi tertentu terhadap perilaku. Internalisasi norma mungkin bentuk paling efektif dari kontrol sosial karena sanksi tidak diperlukan. Kontrol sosial terbagi dalam bentuk kontrol sosial formal dan informal. Proses kontrol sosial adalah bagian dari proses pendefinisian penyimpangan. Seseorang mengontrol orang lain dengan mendefinisikan perilaku orang lain menyimpang. Artinya pendefinisian penyimpangan berfungsi sama seperti sanksi yaitu menempatkan orang pada tempatnya.
2. Bentuk – bentuk kontrol sosial
Kontrol sosial merupakan cara suatu kelompok atau masyarakat membuat para anggotanya berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. Kontrol sosial dibedakan dalam kontrol sosial yang berbentuk formal dan informal. Pembedaan ini adalah semata-mata karena perbedaan jenis kelompok yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
Kelompok primer merupakan kelompok yang kecil, akrab, dan bersifat informal. Oleh karena itu kontrol sosial yang efektif adalah kontrol sosial yang diterapkan melalui proses sosialisasi, dan kontrol sosial yang diterapkan melalui tekanan sosial. Sedangkan kelompok sekunder adalah merupakan kelompok yang bersifat impersonal, formal, dan berdasarkan kepentingan (utilitarian). Karena ciri kelompok yang seperti ini maka kontrol sosial yang efektif selain kontrol sosial yang diterapkan dengan cara tekanan sosial juga dengan diberlakukannya aturan dan hukum formal serta bentuk-bentuk sanksi yang resmi, dan juga kontrol sosial melalui kekuatan.
Perilaku seseorang dalam kelompok selain karena alasan individual juga dipengaruhi oleh suatu situasi tertentu. Pengaruh situasi ini selain dalam bentuk kerumunan atau gerombolan juga karena adanya kecenderungan orang untuk mematuhi orang yang berotoritas. Oleh karena itu kepatuhan akan dapat dipahami apabila kita telah mempelajari pengaruh faktor situasi terhadap perilaku.

F. Cara pencegahan dampak negatif kehidupan kota
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kita terpengaruh pengaruh buruk kehidupan kota. Pertama, kita mencoba bergaul dengan masyarakat sekitar kita. Kita tidak bisa memungkiri manusia merupakan makhluk social yang membutuhkan orang lain. Berkomunikasi dengan masyarakat sekitar terutama di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat kerja sehingga kita tidak bersikap individualistis.
Kedua, kita harus pandai – pandai memilih teman. Teman sangat berpengaruh dalam kepribadian seseorang. Maka dari itu, kita harus selektif memilih teman agar tidak terjerumus ke dalam hal – hal negative seperti pergaulan bebas dan narkoba.



No comments:

Post a Comment