Komponen Pola Kepribadian
a) Konsep Diri
Konsep diri sebenarnya ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dia tau. Konsep ini merupakan bayangan cermin ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain terhadapnya. Konsep diri ideal ialah gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya.
Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya dimata orang lain. Aspek psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain. Mula-mula kedua aspek ini terpisah, tetapi selama kanak-kanak secara bertahap aspek-aspek ini menyatu.
b) Sifat
Sifat-sifat adalah kualitas perilaku atau pola penyesuaian spesifik, misalnya reaksi terhadap frustasi, cara menghadapi masalah,perilaku agresif dan defensif, dan perilaku terbuka atau tertutup di hadapan orang lain. Ciri tersebut terintegrasi dengan dan dipengaruhi oleh konsep diri. Beberapa di antaranya terpisah dan berdiri sendiri, sementara yang lain bergabung dalam sindroma atau pola perilaku yang berhubungan.
Sifat-sifat mempunyai dua ciri yang menonjol:
1) Individualitas, yang diperlihatkan dalam variasi kuantitas ciri tertentu, dan bukan dalam kekhasan ciri bagi orang itu
2) Konsisten, yang berarti bahwa orang itu bersikap dengan cara yang hampir sama dalam situasi dan kondisi serupa
3) Perkembangan Pola Kepribadian Pola kepribadian merupakan hasil pengaruh hereditas dan lingkungan. Thomas dan kawan-kawan mengatakan, “kepribadian dibentuk oleh temperamen dan lingkungan yang terus menerus saling mempengaruhi”. Mereka selanjutnya menerangkan bahwa “jika kedua pengaruh itu harmonis, orang dapat mengharap perkembangan anak yang sehat, jika tidak harmonis, masalah perilaku hampir pasti akan muncul”.
Terdapat tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian yaitu faktor bawaan, pengalaman awal, dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan selanjutnya. Pola tersebut sangat erat hubunganya dengan kematangan ciri fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan individu. Ciri-ciri ini menjadi landasan bagi struktur pola kepribadian yang dibangun melalui pengalaman belajar. Melalui belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk menanggapi orang dan situasi, sifat-sifat kepribadian didapatkan melalui pengulangan dan kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar yang awal terutama didapat dirumah dan pengalaman kemudian diperoleh dari berbagai lingkungan diluar rumah.
Tekanan sosial dirumah, sekolah dan kelompok teman sebaya juga mempengaruhi corak sifat-sifat kemudian hari. Bila agresivitas diperkuat karena dianggap ciri yang sesuai dengan jenis kelamin untuk anak lakilaki, anak akan berusaha belajar bersikap agresif.
No comments:
Post a Comment