Hati yang Satu
“Syaf, hari ini pulang ma aku lagi ya cinta?” Tanya tio. Seperti biasanya syafi menerima ajakan pacarnya untuk pulang bersama. Mereka sudah jadian kurang lebih dua belas bulan lebih dua belas hari dan baru saja merayakan hari jadi mereka. Mereka selama ini menjalin hubungan tanpa di ketahui keluarga kedua belah pihak karena peraturan yang ketat dari orang tua mereka.Walaupun orang tua Tio tidak seketat orang tua Syafi. Selama mereka menjalin hubungan banyak cobaan dan rintangan yang mereka hadapi dan setiap rintangan yang berhasil mereka atasi menjadikan cinta mereka kian kuat dan kokoh. Di sepanjang jalan mereka bercerita dan bercanda tentang pengalaman yang dialami mereka hari itu. Samapi juga mereka di perempatan dekat rumah syafi kemudian syafi turun dan berjalan kaki menyusuri jalan menuju rumahnya yang sudah ramai dengan anak-anak yang dititipkan di rumahnya. Rumahnya memang dijadikan tempat penitipan anak.
Belum sempat syafi melangkahkan kakinya untuk masuk rumah, ia sudah ditunggu oleh mamanya di depan rumah. “Dek, tadi kamu diantar siapa lagi?” Tanya mama. Jelas saja syafi menjawab kalau dia tadi diantar oleh seorang temannya. Tentu dia takut kalau mamanya marah mengetahui dirinya sudah mempunyai pacar lebih dari satu tahun belakangan ini. Sekali lagi mamanya terlihat percaya dengan apa yang dikatakan oleh syafi dan menyuruhnya untuk mengasuh salah satu anak titipan. Sejenak syafi terlihat tegang kemudian menjadi tenang mendengar apa yang diucapkan oleh mamanya. Kemudian ia masuk ke rumahnya dengan perasaan aman dan melaksanakan tugas hariannya.
Setelah Tio mengantar Syafi pulang, ia bergegas untuk langsung pulang mengingat hari sudah kian sore. Sesampainya di rumah ia melihat papa dan mamanya berada di teras melihat kolam-kolam ikan dan sembari mendengarkan alunan melodi indah dari gemericik air kolam yang mengalir mengikuti alur aliran kolam. Perlahan tapi pasti Tio masuk dan mendekat pada orang tuanya. Melihat Tio telah pulang papanya bertanya “kenapa jam segini baru pulang?” Tio menjawab “Nyari tugas kok pa.” Mendengar hal itu papanya hanya mengingatkan kalau sebulan lagi ia akan mengikuti UN. Tio hanya menganggukan kepala isyarat bahwa ia mengerti apa yang dikatakan oleh papanya. Tio tahu apa yang dikatakan papanya semua itu untuk kebaikannya. Kemudian Tio berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat agar nanti malam dia bisa berkonsentrasi untuk belajar materi menghadapi Ujian Nasional.
Hari demi hari mereka berlalu dengan keceriaan dan penuh cinta. Syafi selalu member Tio semangat untuk belajar dan menghadapi ujian yang akan menentukan nasib dan jalan hidupnya setelah ini. Tio sangat bahagia dan bersemangat karrena pujaan hatinya selalu menyemangati dia. Tio pun masih mengantarnya pulang walau sekarang Syafi dah bawa motor sendiri setelah mamanya tiba-tiba memperbolehkanya naik motor sendiri.Sekarang Tio hanya mengikuti dan menjaganya dari belakang. Walaupun demikian Tio merasa sanngat bahagia bias melihat dan menjaga Syafi dengan cara begitu. Sebenarnya Tio sempat terbesit pikiran bahwa orang tuanya Syafi tahu dan curiga kalau cowok yang sering nganter putrinya itu cowoknya jadi mereka memperbolehkan syafi naik motor agar dia tidak bisa mengantarnya pulang. Tapi pikiran itu pun sirna karena ternyata Tio masih bisa mengantar Syafi pulang.Hari demi hari pun terus berjalan perlahan dengan canda tawa yang menghiasi hari-hari mereka bersamaan dengan itu hari penentuan kelulusan untuk Tio pun semakin dekat.
Hari itu hari kamis, mereka menghabiskan waktu bersama untuk menonton sebuah film dan melakukan hal yang menyenangkan bersama sama. Hal itu mereka lakukan karena kurang empat hari lagi Tio melaksanakan ujian nasional sehingga mulai besok orang tua Tio menyuruh Tio langsung pulang serta mengawasinya belajar di rumah. Mereka berniat menjadikan hari ini sebagai hari yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan bagi mereka. Sampai sampai mereka berdua lupa waktu, tidak terasa waktu sudah menunjukan jam lima lebih dua belas menit sewaktu mereka melihat jam yang dipakai mereka masing masing. Seketika itu juga mereka berdua buru-buru pulang. Seperti biasa Tio tidak langsung pulang ke rumah melainkan mengikuti Syafi pulang. Sesampainya mereka di pertigaan dekat rumahnya Syafi mereka berpisah dan Tio segera bergegas pulang.
Sebelum Syafi menginjakan kaki di perkarangan rumah, mamanya sudah menantinya dengan wajah geram seperti gunung berapi yang akan memuntahkan isinya. Syafi mendekat dengan perasaan takut di dalam hatinya. Benar saja ternyata mamanya marah karena ia tahu bahwa putrinya pulang malam karena pergi pacaran. Mamanya ternyata selama ini mengawasi dan menyelidiki Syafi dan kegiatan Syafi dengan menyuruh orang untuk mengawasinya. Dengan marah mama berkata “Dek, mama kan sudah bilang!! Kamu itu masih kecil gak boleh pacaran dulu!!” kemudian Syafi menjawab pelan “tapi..”. Sebelum Syafi menyelesaikan kata katanya mama Syafi menyerobot dan terus memarahinya di depan rumah. Mendengar dan melihat mamanya marah marah kepadanya ia tidak dapat membendung air matanya kemudian ia berlari masuk rumah diiringi dengan tetesan air matanya.
Belum berhenti air mata Syafi, mamanya menghampirinya dan menyuruhnya memutuskan hubunganya dengan Tio. Mendengar hal itu hatinya semakin berkecambuk dia tidak mau mengecewakan orang tuanya tapi dia juga sangat mencintai Tio dan yakin akan cinta mereka. Akhirnya Syafi memutuskan untuk menyetujui permintaan mamanya selain itu ia memutuskan untuk tidak menemui dan memberitahukan hal ini kepada Tio sebelum Ujian Nasioanal selesai. Sementara itu tio yang langsung pulang dan belajar seperti biasa. Keesokan harinya setelah bel pulang sekolah Tio berharap untuk bertemu dengan Syafi. Akan tetapi, setelah ia cari di seluruh sekolahan dan berusaha menelfonnya hasilnya nol, akhirnya dia bertanya pada salah satu temannya Syafi dan ternyata Syafi telah pulang duluan. Dengan hati yang sedih Tio pun memutuskan untuk pulang.
Sementara itu di jalan Syafi terus menangis memikirkan hubunganya dengan Tio. Ia sangat mencintai Tio dan berjanji untuk setia pada cinta itu. Dia juga tidak mau menyakiti hatinya Tio karena ia tinggalkan. Dia tak bisa membayangkan betapa kecewanya Tio kepadanya nanti. Tiba tiba dari arah berlawanan ada mobil yang bergerak dengan kecepatan yang cukup tinggi dan akan berbelok. Syafi yang sedari tadi melamun terlambat sadar akan lamunanya dan menyadari akan kedatangan mobil itu. Kecelakaan yang membuat lamunanya lenyap itu pun tidak bisa di hindari seketika itu tubuh dan motor Syafi terlempar ke pinggir jalan. Syafi yang berlinangan darah di sekujur tubuhnya langsung tidak sadarkan diri dan terbujur lemah tak berdaya sedangkan motornya rusak parah. Warga sekitar yang melihat kejadian itu dengan sigap segera membawa Syafi ke rumah sakit dan menghubungi orang tuanya.
Tio yang sedang memikirkan Syafi seketika tersadar ketika ada telfon masuk. Segera saja Tio mengangkatnya tiba tiba ia menangis mendengar teman nya Syafi memberitahu bahwa Syafi kecelakaan dan sekarang koma. Tanpa pikir panjang ia memanggil papa dan mamanya dan mengajak mereka ke rumah sakit di mana Syafi dirawat. Orang tuanya tak menolak melihat putra mereka begitu shock dan sedih , segera saja orang tuanya mengeluarkan mobil dan mengantarkanya ke rumah sakit yang diminta oleh anak mereka.
Sesampainya di rumah sakit, Tio langsung turun dan berlari mencari ruang tempat Syafi terbaring lemas. Tio terus berlari sampai akhirnya ia menemuka ruangan itu. Di depan ruangan itu berdiri keluarganya Syafi, melihat kedatangan Tio mamanya Syafi langsung menghampirinya dan menampar Tio kuat kuat. “berani kamu ke sini setelah membuat putriku begini!! Brengsek kamu! plaaak!!” Tio hanya menjawab lirih “ ma’af tante aku sangat mencintai putrimu aku mencintai dia dengan seluruh hidupku.” Mendengar hal itu orang tua Syafi dan Tio menjadi saling menyalahkan. Sekarang bukan dia yang menjadi bulan bulanan orang tuanya syafi tapi karena orang tua Tio mencoba melindunginya sekarang mereka rebut sendiri sendiri. Tio tak menghiraukan mereka dan terus berjalan menuju Syafi. Dia menggenggam tangannya Syafi kemudian mengusapnya. “ Syaf aku di sini. Aku di sini hanya untukmu, aku sangat mencintaimu. Aku tak mau ke….”
Sebelum tio menyelesaikan kata-katanya itu tiba-tiba Tio memegang dadanya. Ia tersungkur ke lantai. Melihat hal itu orang tua kedua belah pihak bingung dan memanggil dokter dan membawanya ke ruang perawatan . sejenak setelah tio dibawa oleh dokter Syafi sadar dan memanggil manggil Tio melihat Syafi sadar orang tuanya kemudian menghampiri dan mengatakan bahwa Tio tadi ke sini tapi sekarang ia juga dirawat karena collapse. Setelah mendengar hal itu syafi mengatakan ia ingin pegi melihat keadaan kekasihnya, kemudian Syafi diantar ke ruang rawat Tio berada dengan menggunakan kursi roda.
Kata dokter Tio mengalami serangan jantung karena dia shock dan menanggung beban yang berat dan sekarang dirawat secara intensif cerita papanya Tio. Setelah beberapa jam akhirnya Tio berhasil diselamatkan dan dapat dijenguk. Syafi, dan kedua belah keluarga masuk dan menjelaskan bahwa mereka menyetujui hubungan antara Syafi dan Tio. Mereka meminta maaf karena terlalu egois. Mendengar hal itu Syafi dan Tio sangat bahagia yang tak dapat digantikan dengan kata-kata dan berterima kasih kepada orang tua mereka. Mulai sekarang mereka tak perlu sembunyi-sembunyi lagi.
Cinta sejati memang pantas untuk diperjuangkan
.
carane gen kepotong wi piye?
ReplyDeletegolek ning gugel. insya allah iso. :D
ReplyDeletefighting!
emoooh, ak tetep gak iso og
ReplyDelete