Laman

Wednesday, February 6, 2013

TEORI INVESTASI


TEORI INVESTASI
Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro
Investasi merupakan konsep aliran karena besarnya dihitung selama satu interval periode tertentu. Tetapi investasi akan mempengaruhi jumlah barang modal yang tersedia pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
a.      Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
Merupakan pengeluaran – pengeluaran untuk membeli pabrik – pabrik, mesin – mesin, peralatan – peralatan produksi dan bangunan gedung yang baru.Karena umurnya biasanya diatas setahun biasanya disebut investasi dalam bentuk harga tetap (fixed investment)
b.      Investasi Persediaan
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi / sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa depan.
Nilai Waktu dari Uang
Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang.
Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner.
Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
1. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Po (1 + r) ^n
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Po = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat :
FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1
FV = 1.100.000 rupiah

2. Rumus Nilai Sekarang
PV = Fn / (1 + r) ^n
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Fn = Arus kas pada tahun ke-n
r = Rate / Tingkat bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1
PV = 1.000.000 rupiah
Tambahan :
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor
Kriteria Investasi
Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :
  1. Payback Period (PP)
Teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha.
Ada 2 Model perhitungan PP :
a. Apabila kas bersih setiap tahun sama
PP =         Investasi           X 12 bulan
         Kas bersih / tahun
b. Apabila kas bersih setiap tahun berbeda
PP =      Sisa Investasi                X 12 bulan
         Kas bersih sesudahnya

Untuk menilai usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :
  1. PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
  2. Dengan membandingkan rata – rata industri unit usaha sejenis
  3. Sesuai dengan target perusahaan
Kelemahan metode ini :
  1. Mengabaikan time value of money
  2. Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian

  1. Average Rate of Return (ARR)
Mengukur rata – rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata – rata laba setelah pajak (EAT) dengan rata – rata investasi.
Rumus menghitung ARR sbb:
ARR % = Rata – rata EAT
            Rata – rata investasi
Rata – rata EAT = Total EAT
                           Umur ekonomis (n)
Rata – rata investasi = Investasi
                                       2



  1. Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed) denhgan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV)
Rumus :
NPV = Kas bersih 1 + Kas bersih 2 +...+ Kas bersih N - Investasi
                (1+r)               (1+r)²                     (1+r)
Setelah memperoleh hasil yang dengan :
NPV positif, maka investasi diterima
NPV negatif,sebaiknya investasi ditolak
  1. Internal Rate of Return (IRR)
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus = P1 – C1 X P2 – P1
                            C2 – C1
Dimana: P1 tingkat bunga 1
               P2 tingkat bunga 2
               C1 NPV1
               C2 NPV2
Apabila IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak
  1. Profitability Index (PI)
Profitability index atau benefit and cost ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Rumus :
PI = ∑ PV kas bersih     X 100 %
        ∑ PV investasi


Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
a.      Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
·         Kondisi Internal Perusahaan
·         Kondisi Eksternal Perusahaan
b.      Biaya Investasi

TEORI KONSUMSI


TEORI KONSUMSI
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Untuk saat ini yang akan dibahas hanya konsumsi rumah tangga karena :
Ø  Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam total pengeluaran agregat
Ø  Konsumsi rumah tangga bersifat endogenus, artinya besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor – faktor lain yang dianggap mempengaruhinya.
Teori Keynes (Keynesia Consumption Model)
a.      Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi
Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi,walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus.
C ; Co + b Yd
Dimana :
C         : konsumsi
Co       : konsumsi otonomus
b          : marginal propensity to consume (MPC)
Yd        : pendapatan disposable
0 ≤ b ≤ 1
b.      Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal (Marginal Prospensity to Consume)
MPC adalah konsep yang memberikan gambaran tentang beberapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposable bertambah satu unit.
MPC    =
c.       Kecenderungan Mengonsumsi Rata – rata (Average Propensity to Consume)
APC adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposable total.
APC =
d.      Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposable yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi,sedangkan sisanya untuk ditabung.Dengan demikian kita dapat menyatakan :
Yd        : C + S

         :  +
1          : APC + APC
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
v  Faktor – faktor Ekonomi
Empat faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi adalah :
1)      Pendapatan rumah tangga
2)      Kekayaan rumah tangga
3)      Jumlah barang – barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
4)      Tingkat bunga
5)      Perkiraan tentang masa depan
6)      Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan

v  Faktor – faktor Demografi
Yang tercakup dalam faktor – faktor kependudukan adalah :
1)      Jumlah penduduk
2)      Komposisi Penduduk

v  Faktor – faktor Non-Ekonomi
Faktor – faktor nonekonomi yang paling berpengaruh terhadap konsumsi adalah faktor social-budaya masyarakat.